Statistik Gue

Minggu, 02 Maret 2014

Biogas Penyelamat Kehidupan

Bahan bakar fosil adalah bahan bakar yang terbentuk dari proses alam seperti dekomposisi anaerobik dari sisa-sisa organisme termasuk fitoplankton dan zooplankton yang mengendap ke bagian bawah laut (atau danau) dalam jumlah besar, selama jutaan tahun. Bahan bakar fosil merupakan sumber daya tak terbarukan karena proses pembentukannya memerlukan waktu jutaan tahun, sedangkan cadangan di alam habis jauh lebih cepat daripada proses pembentukannya. Produksi dan penggunaan bahan bakar fosil menimbulkan keprihatinan lingkungan.
Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam untuk memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti: dampak terhadap udara dan iklim (contoh: hujan asam dan perubahan iklim), dampak terhadap perairan (contoh: bocornya minyak bumi ke laut yang mencemari air laut), serta dampak terhadap tanah (contoh: pengalih fungsian lahan hijau untuk proyek pertambangan dsb.)

A. PENGERTIAN BIOGAS
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, salah satu cara paling efektif dalam  mengatasi permasalahan sosial diatas adalah menggunakan biogas. Untuk mengetahui apa itu biogas, marilah kita ikuti pembahasan berikut.
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk di antaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbondioksida.
Biogas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik sangat populer digunakan untuk mengolah limbah biodegradable karena bahan bakar dapat dihasilkan sambil mengurai dan sekaligus mengurangi volume limbah buangan. Metana dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbon dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya dalam pemanasan global bila dibandingkan dengan karbondioksida. Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon di atmosfer bila dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil.
Saat ini, banyak negara maju meningkatkan penggunaan biogas yang dihasilkan baik dari limbah cair maupun limbah padat atau yang dihasilkan dari sistem pengolahan biologi mekanis pada tempat pengolahan limbah.

B. KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN BIOGAS
Konversi limbah melalui proses anaerobik digestion dengan menghasilkan biogas memiliki beberapa keuntungan, yaitu :
1. Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil sehingga akan menurunkan gas rumah kaca di atmosfer dan emisi lainnya.

2. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang keberadaannya di atmosfer akan meningkatkan temperatur, dengan menggunakan biogas sebagai bahan bakar maka akan mengurangi gas metana di udara.

3. Biogas merupakan energi tanpa menggunakan material yang masih memiliki manfaat termasuk biomassa sehingga biogas tidak merusak keseimbangan karbondioksida yang diakibatkan oleh penggundulan hutan (deforestation) dan perusakan tanah.

4. Limbah berupa sampah kotoran hewan dan manusia merupakan material yang tidak bermanfaaat, bahkan bisa mengakibatkan racun yang sangat berbahaya. Aplikasi anaerobik digestion akan meminimalkan efek tersebut dan meningkatkan nilai manfaat dari limbah.

C. CONTOH BIOGAS YANG ADA DI INDONESIA

1. Kotoran Sapi Pengganti Elpiji
Di Madiun, Jawa Timur. Keluarga bapak Mudjiono adalah orang dibalik biogas ini. Mereka memanfaatkan kotoran sapi ternak mereka untuk diubah menjadi gas yang dapat digunakan untuk memasak seperti gas elpiji. Meski terbuat dari kotoran sapi, hasil apinya pun biru serta tidak ada bau kotoran sapi sama sekali. Cara mengolahnya pun cukup mudah. Berikut cara mengolahnya:

1. Pertama, hancurkan kotoran sapi dengan air.
2. Setelah hancur, cairan tersebut dimasukan ke saptitank yang sudah ditutup rapat terlebih dahulu.
3. Diamkan selama kurang lebih 20 Menit dan cairan kotoran sapi tersebut akan menjadi gas.
4. Untuk menyalurkan gas dari dalam saptitank itu, di pinggiran saptitank di pasangi kabel gas dan siap untuk dibuat bahan bakar pengganti elpiji.

2.  Baterai dari Kulit Pisang
Kulit pisang ternyata dapat dimanfaatkan sebagai pengganti bahan baku baterai kering. Bahkan daya listrik yang dihasilkan dapat menghidupkan jam dinding dan sejumlah alat elektronik. Penemuan ini bukan dilakukan oleh peneliti atau ilmuwan, tetapi oleh seorang siswa SMP di Banyumas, Jawa Tengah. Ia bernama Nizar Diyan Budiyanto.
Hasil karya Nizar Diyan Budiyanto ini berhasil meraih penghargaan dalam Indonesia Sains Project Olympiade 2009 di Jakarta. Berdasarkan percobaan Nizar diketahui kulit pisang yang terbaik untuk pengantar listrik adalah kulit pisang susu. Pasalnya kandungan kaliumnya paling tinggi, yakni 1 miligram.
Percobaan Nizar ini rencananya akan terus dikembangkan. Pasalnya kekuatan baterai masih lemah, yakni hanya 6 jam untuk jam dinding dan 3 jam untuk bolam kecil. Cara membuatnya adalah:
1. Gunakan latex dan masker sebelum melakukan percobaan.
2. Potong kulit pisang menjadi sekecil mungkin (kalau bisa sampai halus)
3. Buka tutup baterai (+), jangan sampai batang karbon patah.
4. Keluarkan semua isi karbon, pembatas antara (+) dan (-) jangan sampai robek atau rusak
5. Masukan kulit pisang yang sudah dipotong-potong dan tutup kembali tutup baterai dengan rapi.
6. Baterai dari kulit pisang siap digunakan.

3. Plastik Jadi Minyak
Salah satu stasiun televisi pernah memberitakan bahwa ada anak SMP yang berhasil membuat alat pengubah sampah plastik menjadi minyak. Rasa penasaran mulai membayangi, coba bayangkan jika tiap keluarga mampu membuat alat ini, dan memakainya untuk menghabisi sampah plastik disekitar rumah, hampir bisa dipastikan tak akan ada lagi sampah plastik yang bertebaran, lingkungan jadi semakin bersih dan tanpa sadar kita sudah berpartisipasi pada usaha penyelamatan bumi dari pencemaran limbah plastik.

Sebagai tambahan, plastik baru bisa terurai setelah 100 tahun berada dalam tanah, bisa juga lebih, tergantung pada jenis plastiknya.

Selain itu, untuk keperluan sehari hari kita tidak perlu membeli minyak tanah yang harganya semakin tak terjangkau. Sebab minyak yang dihasilkan alat ini kualitasnya lebih bagus dari minyak tanah. Dan jika mau, kita bisa mengkonversi lebih lanjut menjadi bensin, solar dll.
Selain kualitasnya yang lebih bagus, cara membuatnya pun mudah termasuk membuat alatnya. Cara membuatnya adalah sbb.:

1. Siapkan kaleng bekas biskuit atau semacamnya. Pipa besi dengan panjang sekitar 2 meter atau lebih. Jika kurang dari 2 meter, proses kondensasi panasnya tidak maksimal. Lem besi dan tentunya sampah yang akan digunakan.
2. Rakit seperti menjadi bentuk seperti dibawah ini.

Dalam proses pengeleman, usahakan tiap sambungan tertutup lem dengan rapat. Sebab, jika terjadi kebocoran akan berpengaruh pada proses kondensasi dan banyaknya minyak yang dihasilkan.
3. Masukkan sampah dimasukkan kedalam reaktor tsb. dan panaskan dengan suhu sekitar 200 derajat celcius.
4. Sampah plastik pun berubah menjadi minyak setara dengan premium, solar, dan minyak tanah.

Untuk tambahan, Setiap kilogram sampah plastik dari gelas atau botol air mineral dapat menghasilkan 0,8 liter BBM.

 4. Biogas Ampas Tahu & Sampah Rumah Tangga
Ampas tahu dan sampah rumah tangga dapat menghasilkan biogas dengan kuantitas dan kualitas lebih baik daripada kotoran ternak. Selain lebih mudah didapat, ampas tahu dan sampah rumah tangga lebih dapat mendorong masyarakat untuk menggunakan biogas.
Pengajar Program Studi Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang, Sutaryo, menyebutkan hal tersebut di Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (31/12). ”Komposisi nutrisi kedua limbah itu lebih baik karena mengandung protein dan lemak lebih tinggi daripada kotoran ternak. Selain itu, jumlah gas yang dihasilkan lebih besar,” katanya.
Secara kuantitas, hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutaryo dan tim menyebutkan biogas dari limbah organik menghasilkan lebih banyak biogas. Sebagai gambaran, 15,3 liter larutan feses sapi perah yang dimasukkan dalam digester (tempat untuk mencerna biogas) setiap harinya dapat menghasilkan 124,9 liter biogas. Adapun 2,4 liter larutan ampas tahu yang dimasukkan dalam digester per hari dapat menghasilkan 381,82 liter biogas.
Sampah rumah tangga juga demikian. Dari 4,2 liter larutan limbah dapat menghasilkan 420,01 liter biogas. Dengan jumlah larutan lebih sedikit, biogas yang dihasilkan ampas tahu dan limbah organik hasilnya lebih besar.
Namun, Sutaryo juga menjelaskan, sebelum penggunaan ampas tahu dan limbah organik, kotoran hewan tetap dibutuhkan, terutama sebagai pemicu awal.
Proses pembuatan biogas dari ampas tahu dan tempe ini cukup sederhana. Air ampas yang dihasilkan dari perasan tahu dan tempe dialirkan ke sebuah wadah khusus yang telah didesain sedemikian rupa. Selanjutnya, dari wadah itu muncul uap yang disalurkan ke tungku perapian atau kompor. Uap yang keluar dari selang di tungku perapian itu langsung bisa dinyalakan. “Api yang dihasilkan biogas ini warnanya biru kekuningan. Pemakaian biogas ini cukup aman,” ujar Arifin, salah satu perajin tahu tempe yang mengolah ampas tahu menjadi biogas tersebut.

5. Biogas Ramah Lingkungan dari Enceng Gondok
Enceng Gondok, tanaman yang selama ini dikenal sebagai tanaman yang merugikan dan merusak habitat air, ternyata memberi manfaat bagi sebagian kecil masyarakat jakarta.
Biogas dari enceng gondok ini lebih hemat daripada elpiji karena pembuatannya tak memerlukan biaya. Api yang dihasilkan dari biogas eceng gondok sama besarnya dengan elpiji dan bisa digunakan untuk keperluan memasak.
Beberapa keunggulan dari biogas ini antara lain:
1. Aman, karena tekanan biogas lebih rendah dari elpiji. Maka, kemungkinan meledak sangat kecil, bahkan nihil. Tekanan gas juga bisa didedeteksi secara konvensional dengan melihat kembang-kempisnya penampung gas akhir atau air yang dikeluarkan dari regulator.
2. Muti Fungsi, pada dasarnya biogas merupakan sumber energi. Selain bisa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, biogas juga dapat dikembangkan untuk penerangan dan bahan bakar kendaraan mesin genset serta kendaraan roda dua.
3. Limbah hasil fermentasi yang berupa limbah padat dan limbah cair juga bisa dimanfaatkan. Limbah padat untuk pupuk kompos dan juga substitusi pakan ternak dan ikan. Sedangkan limbah cair dijadikan untuk pupuk cair.

Proses pembuatan biogas enceng gondok, sbb.:
1. Larutkan enceng gondok dalam air dengan perbandingan 1:1
2. Tambahkan feses/kotoran sapi untuk mempercepat fermentasi.
3. Masukan ke digester penampung air volume 1 kubik untuk menampung larutan encenggondok agar menjadi gas.
4. Tampung gas dari digester ke Penampung Gas Plastik
5. Salurkan gas dari Penampung Gas Plastik melalui regulator untuk mengontrol tekanan gas
6.  Biogas Enceng Gondok siap dipakai untuk memasak.

Selamatkan Bumi, selamatkan masa depan.. B-)
Sekarang, atau tidak sama sekali.. :)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar