Statistik Gue

Sabtu, 15 Maret 2014

Larangan Meniup Makanan dan Minuman oleh Rasulullah saw.

Dilarang bernafas saat minum dan meniup makanan dan minuman pada saat panas
“Rasulullah saw melarang minum dari bagian cangkir yang pecah dan melarang untuk bernafas dalam air minum”. Hadits riwayat Abu Dawud dan Ahmad.
Pernahkah kita memikirkan mengapa Rasulullah saw melarang kita minum sambil bernafas (termasuk meniup makanan, karena di dalam makanan juga mengandung air)? Ternyata larangan beliau tersebut sangat masuk akal dan bisa dibuktikan secara ilmiah. Coba kita bayangkan pada saat kita menarik nafas, kita menghirup oksigen (O2) dan pada saat kita mengeluarkan nafas, kita mengeluarkan gas karbondioksida (CO2), zat kapur yang merusak ginjal dan bakteri atau kuman penyakit.
Jika kita meniup makanan dan minuman yang masih panas, maka akan mengkontaminasinya, karena jika kita meniupnya, kita mengeluarkan gas karbondioksida dari dalam mulut. Menurut reaksi kimia, jika air, terutama yang ada di dalam makanan dan minuman yang kita tiup, akan bereaksi dengan gas karbondioksida yang berasal dari nafas kita, dan kemudian akan menghasilkan atau membentuk senyawa asam karbonat (carbonat acid) yang bersifat asam, dengan rumus kimianya : air (H2O) + gas karbondioksida (CO2) = asam karbonat (H2CO3). Perlu kita tahu, bahwa di dalam darah, sudah terdapat H2CO3 yang berguna untuk mengatur pH (tingkat keasaman) dalam darah. Darah adalah Buffer (larutan yang dapat mempertahankan pH), dengan asam lemahnya berupa H2CO3 dan dengan basa konjugasinya berupa HCO3+, sehingga darah memiliki pH sebesar 7,35 – 7,45. Tubuh menggunakan penyangga pH (Buffer) dalam darah yang berguna sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam darah, Adanya kelainan pada mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis (suatu keadaan dimana darah terlalu asam dan terlalu sedikit mengandung basa) dan hal ini sering menyebabkan menurunnya pH darah atau menyebabkan kelainan alkalosis (suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa atau terlalu sedikit mengandung asam).
Kembali lagi ke permasalahan awal, dimana makanan dan minuman yang sebelum dikonsumsi telah ditiup terlebih dulu, maka akan menghasilkan asam karbonat (H2CO3) dari hasil reaksi kimia CO2 + H2O. Hal ini menyebabkan tingkat keasaman dalam darah kita meningkat, sehingga akan menghasilkan suatu keadaan dimana darah kita akan menjadi lebih asam dari seharusnya, yang menyebabkan pH darah menurun, atau disebut asidosis. Jika pH darah menurun, maka pernafasan kita menjadi lebih dalam dan lebih cepat, sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah gas karbondioksida dalam darah. Hal ini akan menyebabkan ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut tidak akan berguna jika tubuh terus-menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat, karena selalu mengkonsumsi makanan dan minuman yang ditiup dulu sebelum masuk mulut. Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Jika asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun yang menyebabkan syok, koma dan bahkan kematian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar